MENGENAL KALIMANTAN MELALUI MOTIF BATIKNYA | Daranante -->

13 Agustus 2021

MENGENAL KALIMANTAN MELALUI MOTIF BATIKNYA

Mohamad Nur Affandy
Guru SMP Negeri 76 Jakarta.


BORNEOTRIBUN Jakarta, Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah perairan dan daratan yang sangat luas. Dengan letak geografis yang berada di ekuator, membuat Indonesia memiliki iklim tropis. Maka tidak heran, jika hutan hujan tropis menghiasi Indonesia sehingga mendapatkan julukan Jamrud Khatulistiwa.

Jumlah pulau di Indonesia, termasuk pulau besar dan pulau kecil yang tertera pada Undang-Undang No. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia adalah 17.508 pulau. Namun karena adanya permasalahan effective occupation pada beberapa pulau terluar Indonesia, menyebabkan lepasnya kedaulatan pulau tersebut. Berdasarkan informasi dari Website Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah pulau Indonesia saat ini adalah 16.771 pulau. Tentunya jumlah ini adalah jumlah yang sangat banyak, dan menjadi kekayaan alam Indonesia.
Pulau Kalimantan sebagai pulau terbesar di Indonesia dianugerahi dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan alam berupa flora, fauna, serta beragam tradisi dan budaya menjadi daya tarik tersendiri. Sebagai pulau besar, wilayah Kalimantan tidak hanya dimiliki oleh Indonesia, tetapi juga Malaysia dan Brunei Darussalam.Tentu saja ini mempengaruhi akulturasi seni dan budaya yang berkembang di pulau ini. Beragam jenis musik serta alat musiknya, tarian, pakaian adat, upacara ritual adat, dan batik khas Kalimantan.

Batik sebagai Bagian dari Ragam Hias
Beragamnya kekayaan flora, fauna, tradisi, dan budaya oleh masyarakat diabadikan pada bentuk-bentuk ragam hias yang dapat dijumpai pada bangunan atau arsitektur rumah-rumah adat daerah, pakaian adat, dan benda-benda yang digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Selain itu, ragam hias juga digunakan sebagai simbol yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal.
Ragam hias atau ornamen merupakan bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya dengan tradisi dan budaya memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan alam, flora dan fauna, serta budaya masing-masing daerah. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia.
Bicara tentang ragam hias, tidak bisa lepas dari batik. Batik sebagai aplikasi dari ragam hias merupakan teknik pewarnaan kain dengan proses membatik. Yaitu membubuhkan malam atau lilin, kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan, sampai akhirnya menjadi kain batik yang sempurna.

Motif Batik di Kalimantan

Dihimpun dari berbagai sumber, beberapa motif batik yang ada di Kalimantan antara lain : Motif Bayam Raja, Naga Balimbur, Jajumputan, Daun Jajuru, Turun Dayang, Kambang Tanjung, Batang Garing, Burung Enggau, Mandau, Gumin Tambun, Kambang, Munduk, Dayak Latar Gringsing, dan lain-lain. Secara umum motif batik yang ada di Kalimantan berkembang dari motif ukir kayu khas Dayak. Akan tetapi ada juga motif yang diinspirasi dari flora dan fauna daerah setempat, serta akulturasi budaya dari para pendatang. Sebagai contoh Batik Ketapang di Kalimantan Barat merupakan batik Kalimantan yang memiliki latar belakang Budaya Melayu. Kemudian, motif Dayak Latar Gringsing merupakan perpaduan motif batik Dayak dengan batik Jawa. Ada juga batik Tidayu yang merupakan perpaduan dari tiga budaya sekaligus, yaitu Dayak, Melayu, dan Tionghoa.

Kalimantan yang salah satunya terkenal dengan Suku Dayak, tercermin dalam motif batik Dayak. Istilah Dayak ini diambil dari kata “sungai” yang memiliki gambaran berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan sungai. Tentu saja ini disebabkan karena Kalimantan memiliki sungai-sungai besar yang membelah daratannya. Secara umum motif batik yang ada di Kalimantan memiliki ciri khas penggunaan warna yang mencolok, berani, dan berwarna-warni serta penggunaan pola dekoratif yang memperkuat karakter.

Secara filosofis, batik Kalimantan memiliki keunikan masing-masing. Misalnya motif Kambang Munduk yang memiliki makna hubungan antara manusia dengan lingkungan, adanya rasa saling melindungi dan saling memberi. Motif Dayak Latar Gringsing memiliki makna kerukunan antar budaya yang berbeda, yaitu budaya Dayak dan Jawa yang ada untuk saling melengkapi.

Penutup 
Ragam keunikan seni dan budaya merupakan buah dari usaha manusia yang selalu berinteraksi dengan alam maupun sesama manusia. Batik sebagai bagian dari kekayaan budaya merupakan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai identitas bangsa Indonesia. Maka mencintai batik sebagai  kekayaan budaya harus dijaga dan diwariskan terus pada generasi penerus bangsa.

Oleh: Mohamad Nur Affandy
Editor: Libertus

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar