Sedih dan Pilu, Kisah Dua Bersaudara Mengalami Kelumpuhan Dan Terbaring Puluhan Tahun Lamanya. | Daranante -->

13 Agustus 2021

Sedih dan Pilu, Kisah Dua Bersaudara Mengalami Kelumpuhan Dan Terbaring Puluhan Tahun Lamanya.

Sedih dan Pilu, Kisah Dua Bersaudara Mengalami Kelumpuhan Dan Terbaring Puluhan Tahun Lamanya.


BORNEORIBUN Bengkayang, Pak Ajem (67) dan Pak Rudi (47) warga Desa Suka Maju, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Menderita lumpuh selama puluhan tahun lamanya.

Karena miskin, ia hanya bisa pasrah menunggu ajal lantaran tak punya biaya untuk berobat.

Kondisi dua bersaudara ini cukup memprihatinkan. Semakin hari penyakit yang dideritanya kian parah. Mirisnya, selama puluhan tahun menderita lumpuh,  belum pernah mendapatkan perawatan yang serius sehingga membuat kondisinya memburuk, karena kondisi ekonomi saudaranya yang merawat juga sulit.
Pak Ajem (67) dan Pak Rudi (47) warga Desa Suka Maju, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.


"Dimana penyakit yang mereka alami penyakit kelumpuhan yang sudah puluhan tahun lamanya, untuk usia Pak Ajem sudah 67 Tahun mendapatkan penyakit sejak kelas 6 SD sampai sekarang, dan sementara Pak Rudi sendiri sudah 47 Tahun usianya, ia menderita penyakit dari Tahun 1998 sampai sekarang dan belum ada perubahan"ucapnya Anya saudara dari Ajem dan Rudi.


Ajem dan Rudi adalah dua bersaudara kandung yang di rawat keluarganya. Keduanya tinggal bersama keluarganya pak Anya di sebuah rumah yang tidak layak huni.

Sebagian dinding rumahnya terlihat kurang layak karena terbuat dari bambu belahan, begitu juga sebagian atap rumahnya dan lantai rumah terbuat dari papan yang di alas tikar daun pandan untuk alas keduanya saudaranya yang lumpur tersebut.

Di teras rumah kayu itu tampak sebuah gubuk kecil berukuran 2x3 meter berdindingkan bambu dan beralaskan kayu.

Di teras itulah tersebutlah terbaring di atas tikar bekas dan bantal yang sudah kusut. Bau amis pun menyengat hidung saat masuk ke tempat ia tergolek.

Keduanya hanya bisa pasrah. Kedua tulang kakinya kaku dan mengecil hingga tak mampu lagi bergerak. Bahkan, akibat penyakit yang menyerang keduanya membuat kedua telapak kaki dan pelipis pantat menghitam dan terkelupas.

Hingga saat ini tidak ada perhatian serius dari pemerintah untuk membantu mereka. Selama ini, mereka hanya hidup dari belas kasihan warga di sekitar untuk meringankan beban hidup.

“Selama ini hanya bantuan dari tetangga saja. Kita dibawakan nasi dan beras setiap hari. Ada juga yang membelikan obat. Kalau dari pemerintah, belum ada sama sekali,” kata Anya.

Kepada awak media ini Pak Anya mengungkapkan, "jika selama ini belum ada mendapatkan bantuan apapun dari Pemkab Bengkayang, baik dalam bentuk sembako maupun obat-obatan, sejauh ini hanya dari pihak rumah sakit umum serukamlah yang menanggung obat-obatan untuk mereka berdua ini,"ucap Pak Anya.

Pak Anya mewakili saudara-saudaranya yang mengalami kelumpuhan berharap kepada pihak pemerintah khususnya Pemkab Bengkayang untuk bisa memberikan bantuan  obat-obatan dan jaminan sosial supaya mereka bisa bertahan hidup dan menunjang kehidupan kedua saudaranya.
Karena selama ini untuk berobat menggunakan BPJS prabayar kelas 3 yang perbulan Rp 35.000; bukan BPJS yang ditanggung oleh Pemerintah. Untuk Akses yang tidak berbayar mereka tidak terkoneksi atau kurang adanya pelayanan dari tingkat RT, dan tingkat Dusun, seakan-akan mereka tidak dilayani",Tutur Pak Anya.

Pak Anya juga mengungkapkan kepada Media ini perihal kedua saudaranya yang sakit. Tentunya Kepala Desa Suka Maju sudah mengetahui kondisi mereka ini, dan untuk Pak Camat belum tahu karna tidak ada laporan. 

"Sementara saudara saya ini berasal dari Desa Suka Maju, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, untuk itu, ia memohon agar saudaranya bisa di bantu untuk di obati juga karna kami juga berasal dari keluarga yang tidak mampu,"ucapnya.

Pak Anya mewakili kedua saudaranya, berharap kepada instansi terkait khususnya Dinas kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Bengkayang untuk bisa mendengarkan keluh kesahnya.

"Terkait adanya bantuan selama ini, dari uluran tangan para dermawan dan dari pihak swasta, terutama dari Pengusaha Pak Akong yang selalu membantu mereka  berdua ini, baik berupa sembako dan alat-alat dapur, dan kadang-kadang juga  berupa uang, dan bantuan dari Desa juga ada seperti bantuan BLT DD,"ucap Anya.

Penulis : RA/Tim
Editor: Libertus

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar