Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau, Matius Jon.
BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Dua titik Posko Covid-19 di Kabupaten Sekadau tetap aktif selama Hari Raya lebaran Idul Fitri 1442 H/2021.
Hal tersebut sesuai dengan instruksi Bupati Sekadau, bahwa posko COVID-19 itu aktif mulai dari tanggal 6 Mei sampai tanggal 17 Mei 2021.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau, Matius Jon kepada awak media, Selasa (11/5).
Dijelaskan, bagi rekan-rekan Petugas Posko COVID-19 yang merayakan lebaran idul Fitri diberikan dispensasi.
"Rekan-rekan yang merayakan Idul Fitri diganti oleh rekan-rekan yang tidak merayakan untuk menghendel kegiatan di posko COVID-19 selama hari raya Idul Fitri," terangnya.
Selain itu, Matius Jon mengungkapkan bahwa ada satu pemudik dari Pontianak ke daerah Kecamatan Nanga Taman yang tekonfirmasi positif COVID-19.
"Sekarang ini orang bersangkutan melakukan isolasikan mandiri secara ketat, dan tidak boleh keluar rumah agar tidak membahayakan orang di sekitarnya," ujar Matius Jon.
Matius Jon mengatakan, ada baiknya masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Dengan cara menjaga jarak, cuci tangan dan gunakan masker jika ada keperluan keluar rumah," imbaunya.
BorneoTribun Jakarta -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menyiapkan langkah antisipasi terutama terkait ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, obat-obatan, dan fasilitas kesehatan lainnya, guna menghadapi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 setelah Lebaran tahun 2021.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers usai mengikuti Rapat Terbatas mengenai Penanganan Pandemi COVID-19 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (10/05/2021), di Jakarta.
“Lebaran sudah dekat dan tugas kami adalah mempersiapkan kondisi terburuk. Saya merasa dan berharap, insyaallah ini tidak terjadi tapi kalau toh pun terjadi peningkatan penularan, kita ingin melakukan antisipasi agar kita tidak kaget dan cukup fasilitasnya,” ujarnya.
Menkes mengungkapkan, secara nasional ketersediaan tempat tidur perawatan adalah sekitar 390 ribu, dengan 70 ribu di antaranya disiapkan untuk tempat tidur isolasi pasien COVID-19. Sementara untuk ketersediaan tempat tidur di Intensive Care Unit (ICU) adalah sebanyak 22 ribu, dengan 7.500 di antaranya dialokasikan untuk pasien COVID-19.
“Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa kapasitas rumah sakit dan ICU yang kita miliki itu masih tiga kali lebih besar daripada kapasitas tempat tidur dan ICU yang kita dedikasikan untuk COVID-19. Sekitar 70 ribu untuk tempat tidur isolasi dan 7.500 untuk ICU khusus COVID-19,” ungkapnya.
Dari alokasi yang disediakan untuk pasien COVID-19, ujar Budi, tempat tidur isolasi yang terisi adalah sebanyak 23 ribu sementara untuk ICU terisi sekitar 2.500 tempat tidur.
“Persiapan sudah kita lakukan. Saya berdoa persiapan itu tidak terpakai dan tetap menjadi kosong,” ujarnya.
Namun, Menkes mengingatkan tingkat keterisian tersebut adalah angka agregat nasional dan perlu dilihat lebih detail untuk masing-masing provinsi.
“Beberapa provinsi sebenarnya jauh lebih tinggi keterisiannya. Ini yang harus menjadi perhatian kami di pemerintah pusat, harus juga menjadi perhatian para pemerintah daerah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Budi meminta para kepala daerah, khususnya yang tingkat keterisian tempat tidur perawatan COVID-19 di daerahnya masih tinggi, untuk mewaspadai hal tersebut dan bersama mengingatkan masyarakat tentang pentingnya berdisiplin menjalankan protokol kesehatan serta memantau kesiapan rumah sakit di daerah masing-masing.
“Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur, ini adalah delapan provinsi dengan tingkat keterisian tertinggi tempat tidur isolasinya maupun tempat tidur ICU. Jadi ini yang harus waspada dan hati-hati. Kita harus bersama-sama mengingatkan, agar ini bisa kita jaga,” ujarnya.
Lebih lanjut Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, selain ketersediaan ruang perawatan pihaknya juga terus menjaga ketersediaan obat-obatan untuk penanganan COVID-19.
“Kita ada empat jenis obat penting yang kita jaga ketersediaannya. Secara nasional kita masih lebih dari cukup dan kita bisa meredistribusikan obat-obat tersebut yang kritikal ke daerah-daerah yang kurang. Jadi beberapa daerah di Sumatra dan Kalimantan memang kita amati stok obatnya masih belum cukup. Kita masih punya waktu sebelum Lebaran kita akan isi dengan ketersediaan obatnya,” tuturnya.
Menutup keterangan persnya, Menkes meminta agar jajaran pemerintah di daerah untuk terus memantau kesiapan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19.
“Jadi ini pesannya di sini adalah tolong bantu, teman-teman dari Pemda agar bisa memonitor dan mempersiapkan rumah sakit, alat kesehatan, dokter, dan tenaga kesehatan yang di sana,” tandasnya.
BorneoTribun Amerika -- Video Viral mengenai penampakan Cahaya Diduga sebagai Meteor Jatuh di Langit Washington, Amerika.
Dilansir BorneoTribun dari Kompas.com terhadap beberapa video cahaya diduga meteor yang viral tersebut, merupakan kejadian di Amerika Serikat.
Melansir dari KGW8, sebuah media lokal Oregon, video mengenai pijaran cahaya tersebut banyak disaksikan oleh masyarakat wilayah Pasifik Northwest pada Kamis (25/3/2021) malam.
Masyarakat banyak berspekulasi bahwa cahaya tersebut adalah meteor.
Namun, Astronom Jonathan McDowell di Center for Astrophysics mengatakan, cahaya yang melesat tersebut merupakan Roket Falcon 9 yang diluncurkan oleh SpaceX pada 4 Maret 2021.
McDowel menyebut roket SpaceX tersebut gagal membuat deorbit terbakar, yang kemudian roket masuk kembali ke atmosfer bumi setelah 22 hari di orbit.
McDowel menyebut, roket tersebut kemungkinan puing akan jatuh dengan ukuran tidak besar dan akan terjatuh di sekitar pegunungan Rocky dekat perbatasan Kanada.
Sementara itu, Layanan Cuaca Nasional di Portland dalam unggahan Twitternya mengatakan pihaknya telah banyak menerima laporan mengenai cahaya tersebut dan menilai pendapat McDowell benar.
Serpihan roket Adapun Dr. James Davenport, Asisten Profesor Peneliti Astronomi di Universitas Washington mengatakan roket menjadi puing-puing di sekitar 30 mil saat akan menembus atmosfer, dan menurutnya tidak akan ada potongan substansial yang akan mencapai tanah.
Peristiwa tersebut dilaporkan dilihat oleh orang-orang di seluruh wilayah termasuk Pesisir Oregon, Salem, area metro Portland, Washington Barat Daya dan Seattle.
Sejumlah orang juga melaporkan mereka mendengar ledakan di langit saat cahaya tersebut lewat.
Sementara itu mengutip dari New York Times, peluncuran SpaceX dilakukan secara teratur di wilayah California , Texas dan Florida.
Sehingga bagi sebagian orang Amerika, saat ini melihat roket tak dikenal, atau puing-puingnya, melesat di atas kepala adalah hal normal.
Namun bagi orang-orang di Pacific Northwest, ini masih cukup aneh dan membingungkan.
Di daerah Seattle dan Portland, tontonan pada Kamis malam tersebut ditanggapi dengan gembira dengan dijadikan lelucon meskipun sebagian kebingungan. Namun respon tersebut tak banyak yang menanggapinya dengan ketakutan.
Seorang masyarakat dengan akun Twitter, Vince LaVecchia mencuit sembari mencolek CEO SpaceX, Elon Musk.
“Ummm… baru saja menangkap ini terbang di atas rumah saya di SW Portland, tepat setelah pukul 9 malam waktu setempat. @Elonmusk Roketmu ?” tulisnya.
Meski demikian SpaceX maupun dari Nasa belum memberikan tanggapannya terkait penampakan cahaya tersebut.
BorneoTribun Sekadau, Kalbar -- Tidak ada niat kita untuk menghalang-halangi pemudik yang hendak pulang kampung, tapi kita menjalankan anjuran dari Pemerintah Pusat dan pedoman dari pemerintah.
Hal ini dikatakan Bupati Sekadau, Aron, SH saat meninjau dua titik Pos penanganan Covid-19, Kamis (6/5/2021).
Selain itu kata Aron, Pemda Sekadau juga berupaya menekan penyebaran Covid-19.
"Di Kabupaten Sekadau angka penyebaran yang terpapar kasus covid-19 cukup tinggi per harinya, Jadi Pemda perlu mengambil langkah tegas agar penyebaran bisa ditekan,” ungkap Aron.
Bupati Sekadau Aron,SH tinjau pos terpadu.
Aron menegaskan setiap warga yang datang dari luar, namun dia adalah warga Sekadau yang hendak merayakan Idul Fitri di Sekadau, jika tidak membawa dokumen lengkap termasuk hasil swab antingen akan di swab antigen di Pos Terpadu.
Tujuannya, kata Aron, tentu jelas untuk mengurangi penyebaran kasus Covid-19, sesuai dengan anjuran Pemerintah Pusat (Pempus) serta aturan lain tentang covid-19. Agar angka terpapar bisa berkurang, Ia mengimbau kepada seluruh warga Sekadau yang hendak mudik sebaiknya mengurungkan niatnya.
“Terus terang kondisi Kabupaten Sekadau saat ini memang cukup memprihatinkan. Jika kangen dengan kerabat dan orang tua, bisa hubungi melalui aplikasi vidio call, atau telpon saja,” ungkapnya.
Secara umum, kata Aron, kondisi negara maupun Kabupaten Sekadau memang kurang baik untuk dikunjungi, artinya angka terpapar per hari memang cukup tinggi.
“Jadi, Pemda Sekadau berusaha semampunya untuk mengurangi angka penyebaran,” kata Aron.
Bupati Sekadau Aron,SH tinjau pos terpadu.
Agar bisa berkurang, tugas itu bukan hanya tugas Pemkab Sekadau semata, tetapi untuk menjaga keselamatan sesama.
"Kita perlu saling menjaga, dengan tidak mudik, anda sudah ikut serta mengurangi angka penyebaran covid,” ingatnya.
Hadir pada kegiatan tersebut, Bupati Sekadau Aron, Kapolres Sekadau AKBP Trie Panungko, Kajari Sekadau Cumondo Trisno, Sekda Frans Zeno, Kadis BPPD Matius Jon, Kepala Satpol PP, Kadis Perhubungan, serta beberapa Kepala OPD terkait lainnya.
BorneoTribun Amerika, Internasional -- Menurut organisasi nirlaba Feeding America, satu dari enam warga AS tidak punya akses ke makanan yang sehat dan aman. Salah satu bank makanan di sekitar Washington DC berusaha mengubahnya.
Akhir-akhir ini di Amerika, orang-orang mengantre untuk mengambil makanan gratis, karena banyak yang kehilangan pekerjaan.
"Saya baru mulai datang sejak 3 atau 4 bulan lalu," kata seorang warga.
"Saya datang kesini selama lebih dari 5 tahun."
Tak jauh dari Washington DC, Masjid Dar al-Hijra membagikan makanan gratis kepada mereka yang membutuhkan. Ada yang baru datang pertama kalinya, tapi banyak juga yang datang bertahun-tahun.
Makanan yang dibagikan termasuk ayam halal serta sayur mayur seperti bawang, tomat dan kentang. "Setiap Kamis, ada lebih dari 100 keluarga yang masuk dalam daftar kami," kata Nabila Om Salam, relawan Masjid Dar al-Hijra.
Kelaparan di Amerika bukan hal baru. Tapi keadaannya semakin buruk karena pandemi virus corona menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan.
Lembaga amal Feeding America memperkirakan 1 dari 6 warga Amerika terancam kelaparan karena pandemi.
Bank pangan di seluruh Amerika kebanjiran permintaan karena semakin banyak warga menganggur.
"Orang mengira 'oh, kamu di Amerika tidak ada yang kelaparan.' Tapi Anda akan terkejut karena banyak yang kelaparan. Mereka tak tahu apakah harus menyimpan uang untuk makan atau membayar sewa rumah. Mereka bayar sewa terlebih dulu," kata Janine Ali, Volunteer, relawan di Masjid Dar Al Hijrah lainnya.
Ratusan pusat ibadah di Amerika, seperti Dar Al Hijrah, menjadi bank pangan setiap minggu. Di sini, makanan dari bank pangan yang lebih besar dibagikan kepada yang membutuhkan. Feeding America, jaringan pangan terbesar, mengelola sekitar 200 bank pangan di seluruh Amerika.
Organisasi non-pemerintah ini mengumpulkan dan membagikan berton-ton makanan setiap tahun, dibantu oleh para relawan.
Naeem Baig dari Dar Al Hijrah datang ke Amerika dari Pakistan lebih dari 30 tahun lalu. Dia mengatakan kemiskinan di Amerika memang berbeda, tapi penderitaan yang dialami warga miskin sama saja.
Imam Naeem Baig dari Masjid Dar Al Hijrah mengatakan, "Definisi kemiskinan atau orang miskin di Pakistan, India atau negara lain itu kalau Anda tak punya sepatu atau bajunya robek. Tapi di AS, orang miskin datang naik mobil. Mobil bukan kemewahan di sini, tapi kebutuhan."
Relawan dan staf mengatakan kebanyakan warga yang minta bantuan, kurang berpendidikan dan kurang cakap berbahasa Inggris, sehingga tak punya pekerjaan yang bagus. Ditambah pandemi COVID-19 yang memperbesar kesenjangan antara kaya dan miskin di negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini. [vm/jm]