Berita Daranante: Jatim Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Jatim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jatim. Tampilkan semua postingan

15 Mei 2021

Antisipasi Penyebaran Covid-19 Pasca Lebaran, Kapolda Jatim Tinjau Pos Check Point

Antisipasi Penyebaran Covid-19 Pasca Lebaran, Kapolda Jatim Tinjau Pos Check Point
Antisipasi Penyebaran Covid-19 Pasca Lebaran, Kapolda Jatim Tinjau Pos Check Point.

BorneoTribun Jatim -- Usai melakukan pengecekan di pos penyekatan Sidoarjo, Kapolda Jawa Timur bersama Pejabat Utama Polda Jatim kembali melakukan pengecekan di wilayah Pacet Mojokerto, sekaligus menghimbau kepada anggota di Mojokerto untuk melakukan pengamanan di tempat wisata dan pasar, hal ini dilakukan guna menekan angka penyebaran Covid-19 di Jatim Pasca lebaran. 

Ada beberapa hal yang di sampaikan kapolda dalam pelaksanaan pengecekan kali ini, diantaranya terkait dengan penyekatan di beberapa titik di wilayah Jawa Timur, pelaksanaan pengamanan terhadap pasar maupun mall yang menjadi tujuan masyarakat, dan tempat wisata, serta tempat religi.

"Saya melihat apa yang sudah dikerjakan oleh seluruh petugas, disini ada sinergitas, TNI, Polri, didukung oleh Satpol PP maupun stakeholder lainnya dan unsur masyarakat," paparnya Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta disela kunjungannya di pos penyekatan Pacet Mojokerto, Jum'at (14/5 /2021). 

"Kesadaran masyarakat dibutuhkan di dalam menangani covid ini. Jadi dalam masa liburan ini tetap protokol kesehatan diutamakan. Ada tiga hal. Yang pertama adalah petugas. Yang kedua, pengelola tempat wisata maupun wisata religi, dan pasar, lalu yang ketiga masyarakat itu sendiri," tambahnya Kapolda Jatim. 

Ini menjadi bagian penting di dalam penanganan Prokes. Kesadaran masyarakat menjadi bagian penting, atau bagian utama, tentu bersama-sama dengan petugas maupun pengelola tempat. 

"Ayo mari jaga diri, jaga masyarakat dan jaga negara terkait dengan protes ini. Mudah-mudahan Jawa Timur aman," pungkasnya mantan Kapolda Kalsel itu.

(Yk/Rls)

12 April 2021

Gempa Jawa Timur, Jokowi Instruksikan Langkah Tanggap Darurat

Seorang pria menyelamatkan barang miliknya di sebuah rumah yang rusak akibat gempa bumi di Lumajang, Jawa Timur, 11 April 2021. (Foto: Antara/Zabur Karuru via REUTERS)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR beserta Panglima TNI dan Kapolri untuk mengambil langkah-langkah tanggap darurat guna mengatasi dampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.1 yang terjadi di Jawa Timur, Sabtu, (10/4).

“Aparat terkait lainnya juga pemprov, pemerintah kota dan kabupaten untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat mencari dan menemukan korban yang tertimpa teruntuhan dan melakukan segera, melakukan perawatan pada korban yang luka-luka dan juga penanganan dampak dari adanya gempa bumi tersebut,” ungkap Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (11/4).

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengingatkan semua pihak bahwa letak geografis Indonesia berada di wilayah cincin api atau ring of fire. Maka dari itu aktivitas alam, baik berupa gempa bumi dan bencana alam lainnya, bisa terjadi kapan saja.

“Dan oleh sebab itu saya mengingatkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan akan datangnya sebuah bencana,” katanya.

Tidak lupa atas nama pribadi dan rakyat Indonesia, Jokowi mengucapkan duka cita mendalam atas korban meninggal dunia yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.

Bencana gempa mengguncang Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4), pada pukul 14.00 WIB. Pusat gempa berada di laut dengan jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan kedalaman 80 km. Sebelumnya, gempa tersebut diperkirakan mencapai skala 6,7, tetapi BMKG memutakhirkan parameter gempa menjadi 6,1.

Gempa tersebut berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabuapten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

BNPB, Sabtu (10/4), melaporkan gempa tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, satu orang luka berat dan 22 orang luka ringan, dan lebih dari 300 rumah di Jawa Timur rusak. [gi/ah]

Oleh: VOA

Gempa magnitudo 6,1 di Jatim, Presiden Jokowi: Segera Lakukan Upaya Tanggap Darurat

Gempa magnitudo 6,1 di Jatim, Presiden Jokowi: Segera Lakukan Upaya Tanggap Darurat
Presiden Joko Widodo

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Presiden Jokowi menyampaikan, telah mendapatkan laporan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengenai terjadinya gempa magnitudo 6,1 yang terjadi di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada hari Sabtu (10/04/2021) siang kemarin serta gempa susulan yang terjadi pagi hari ini, Minggu (11/04/2021).

Kepala Negara pun langsung memerintahkan sejumlah jajarannya untuk bertindak cepat melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Minggu (11/04/2021).

“Saya telah memerintahkan kepada Kepala BNPB, kepada Kepala Basarnas, kepada Menteri Sosial, kepada Menteri Kesehatan, dan juga Menteri PUPR, serta Panglima TNI dan Kapolri beserta seluruh jajaran aparat terkait lainnya, juga pemprov [pemerintah provinsi], pemerintah kota dan kabupaten, untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Mencari dan menemukan korban yang tertimpa reruntuhan, dan segera melakukan perawatan kepada korban yang luka-luka dan juga penanganan dampak dari adanya gempa bumi tersebut,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban meninggal dunia akibat musibah tersebut.

“Saya atas nama pemerintah dan seluruh rakyat menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban yang meninggal dunia,” ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden meminta agar kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana terus ditingkatkan. Ia mengingatkan bahwa Indonesia berada di wilayah cincin api dan aktivitas alam dapat terjadi setiap saat, baik itu gempa maupun aktivitas lain.

“Saya perlu mengingatkan bahwa kita ini berada di wilayah ring of fire, di wilayah cincin api. Oleh karena itu, aktivitas alam dapat terjadi setiap saat, baik itu gempa dan yang lain-lainnya, kapan saja. Oleh sebab itu, saya mengingatkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan akan datangnya sebuah bencana,” tandasnya.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa tektonik magnitudo 6,1 terjadi Sabtu (10/04/2021) pukul 14.00.16 WIB di wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa, dengan episenter pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 kilometer arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim pada kedalaman 80 kilometer.

Tak hanya di wilayah Malang, guncangan akibat gempa juga dirasakan di sejumlah daerah, antara lain Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Banjarnegara, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Mojokerto, Klaten, Yogyakarta, bahkan hingga beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat dan Bali. 

(FID/UN)

[FOTO] Dampak Kerusakan Gempa Malang

[FOTO] Dampak Kerusakan Gempa Malang
Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. ANTARA FOTO/STR

BorneoTribun Jatim -- Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,1 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang. 

Berikut foto-foto terkininya.

Seorang pria menyelamatkan barang miliknya di sebuah rumah yang rusak akibat gempa bumi di Lumajang, Jawa Timur, 11 April 2021. (Foto: Antara/Zabur Karuru via REUTERS)

Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,1 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur. ANTARA FOTO/STR

Sejumlah karyawan dan tamu hotel The Balava keluar untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Tim PMI Kabupaten Malang di depan sebuah rumah yang rusak berat. Data sementara ada ratusan rumah rusak mulai kategi berat, sedang dan ringan dampak gempa berkekuatan 6.1 SR di Malang pada Sabtu, 10 April 2021 (PMI Kabupaten Malang)


Kondisi sekolah MAN Turen pascagempa di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). ANTARA FOTO/STR

Pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 di Jatim, Kemensos Terjunkan 700 Personil Tagana

Pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 di Jatim, Kemensos Terjunkan 700 Personil Tagana
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 yang mengguncang Malang, Jawa Timur (Jatim) dan wilayah sekitarnya, Sabtu (10/04/2021), pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat dengan menerjunkan Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Sebanyak 700 personil Tagana  yang berasal dari 10 kabupaten/kota se-Jatim diterjunkan ke lokasi terdampak untuk melaksanakan empat tugas yaitu membantu evakuasi korban, membangun shelter, mendirikan dapur umum, dan menyelenggarakan layanan dukungan psikososial.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini juga meninjau langsung lokasi terdampak gempa. Tiba di Malang, Minggu (11/04/2021) dini hari, Mensos langsung menyapa serta memberikan bantuan kepada penyintas gempa.

“Yang sabar ya Bapak/Ibu. Mudah-mudahan situasi segera pulih,”  ucapnya.

Risma juga mengunjungi pengungsi di Kabupaten Lumajang, Jatim untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi.

Sebelumnya, pascabanjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) Mensos juga terjun ke lokasi terdampak untuk memastikan ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa tektonik magnitudo 6,7 yang kemudian di-update menjadi magnitudo 6,1 terjadi Sabtu (10/04/2021) pukul 14.00.16 WIB di wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa, dengan episenter pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 kilometer arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim pada kedalaman 80 kilometer.

“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi pergerakan naik (thrust fault),” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu (10/04/2021).

Kepala BMKG mengungkapkan, tak hanya di wilayah Malang, guncangan akibat gempa juga dirasakan di sejumlah daerah antara lain yaitu Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Banjarnegara, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Mojokerto, Klaten, Yogyakarta, bahkan hingga beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Menutup keterangan persnya, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg,” tandasnya. 

(HUMAS KEMENSOS/HUMAS BMKG/UN)

11 April 2021

Lebih dari 300 Rumah di Jawa Timur Rusak Akibat Gempa

Lebih dari 300 Rumah di Jawa Timur Rusak Akibat Gempa
Seorang pria membersihkan ruang sidang yang rusak akibat gempa bumi yang melanda laut 91 km tenggara Blitar, foto di Blitar, Jawa Timur, 10 April 2021. (Foto: Antara/Irfan Anshori via Reuters)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (10/4), melaporkan lebih dari 300 rumah di Jawa Timur rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,1 di Malang.

Berdasarkan data yang dihimpun BNPB dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Jawa Timur, hingga pukul 20.00 WIB terdapat setidaknya 11 rumah rusak berat, 194 rumah rusak sedang dan 126 rusak ringan. 

Dalam situs webnya, Sabtu (10/4), BNPB menyebutkan gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum, antara lain 11 unit sarana pendidikan, tujuh kantor pemerintah, enam unit sarana ibadah, satu unit RSUD, dan sebuah pondok pesantren.

Sebuah rumah terlihat rusak akibat gempa di Malang, Jawa Timur, 10 April 2021. (Foto: Antara via Reuters)

Selain merusak bangunan, gempa tersebut juga menelan korban jiwa. Hingga pukul 21.00 WIB, BNPB mencatat terdapat delapan orang meninggal dunia, satu orang luka berat dan 22 orang luka ringan.

Bencana gempa mengguncang Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4), pada pukul 14.00 WIB. Pusat gempa berada di laut dengan jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan kedalaman 80 km. 

Sebelumnya, gempa tersebut diperkirakan mencapai skala 6,7, tetapi BMKG memutakhirkan parameter gempa menjadi 6,1.

Gempa tersebut berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabuapten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

Waspadai Fenomena

BNPB, mengutip keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sabtu (10/4), melaporkan episentrum gempa di Malang itu berdekatan dengan pusat gempa bumi yang telah merusak Jawa Timur pada tahun-tahun sebelumnya. 

Provinsi tersebut tercatat pernah mengalami gempa bumi pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963, dan 1972.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pengulangan gempa bumi yang terjadi di selatan Malang tersebut sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai.

“Gempa selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” jelas Daryono.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, setidaknya telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan kecil dan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan. [ah]

Oleh: VOA

Terkini Lainnya

Hukum

Peristiwa

Kesehatan