Berita Daranante: China Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label China. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label China. Tampilkan semua postingan

11 Mei 2021

Puing-puing Roket China Jatuh di Samudra Hindia, Tuai Kritik dari NASA

Puing-puing Roket China Jatuh di Samudra Hindia, Tuai Kritik dari NASA
Orang-orang menyaksikan dari pantai saat roket Long March-5B Y2, yang membawa modul inti stasiun luar angkasa China Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China, 29 April 2021. (Foto: China Daily via REUTERS)

BorneoTribun Amerika -- Sisa-sisa roket terbesar China jatuh di Samudera Hindia pada Minggu (9/5). Sebagian besar bagiannya hancur ketika masuk kembali ke atmosfer. Spekulasi berhari-hari tentang di mana puing-puing itu akan jatuh akhirnya terjawab. Namun, hal itu menuai kritik dari Amerika Serikat.

Media pemerintah China mengutip koordinat Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China dan menunjukkan titik dampak di barat laut Kepulauan Maladewa.

Dilaporkan dari Reuters, laporan mengenai puing-puing roket Long March 5B membuat banyak orang-orang was-was sejak roket itu diluncurkan dari Pulau Hainan, China pada 29 April. Namun Kantor Teknik Luar Angkasa Berawak China menyatakan bahwa sebagian besar puing terbakar di atmosfer.

Media pemerintah melaporkan bagian dari roket itu kembali memasuki atmosfer pada pukul 10.24 pagi waktu Beijing (0224 GMT) dan mendarat di lokasi dengan koordinat bujur 72,47 derajat timur dan lintang 2,65 derajat utara.

Komando Luar Angkasa AS mengonfirmasi masuknya kembali roket di atas Semenanjung Arab, tetapi mengatakan tidak diketahui apakah puing-puing itu akan jatuh ke daratan atau perairan.

"Lokasi pasti dari jatuhnya dan rentang puing, keduanya tidak diketahui saat ini, tidak akan dirilis oleh Komando Luar Angkasa AS," katanya dalam sebuah pernyataan di situsnya.

Long March adalah pengiriman kedua roket varian 5B sejak penerbangan perdananya pada Mei 2020. Tahun lalu, potongan dari Long March 5B pertama jatuh di Pantai Gading, merusak beberapa bangunan. Tidak ada korban luka yang dilaporkan.

"Negara-negara yang punya misi penjelajahan antariksa harus meminimalkan risiko terhadap orang dan properti di Bumi dari masuknya kembali objek luar angkasa dan memaksimalkan transparansi mengenai operasi tersebut," kata Administrator NASA Bill Nelson, mantan senator dan astronaut yang dipilih untuk peran tersebut pada Maret, dalam sebuah pernyataan setelah roket itu kembali.

"Jelas bahwa China gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab terkait puing-puing luar angkasa mereka."

Para ahli mengatakan bahwa karena sebagian besar permukaan bumi tertutup oleh air, kemungkinan daerah padat penduduk di darat sangat kecil, dan kemungkinan cedera bahkan lebih rendah.

"Sangat penting bahwa China dan semua negara penjelajar antariksa dan entitas komersial bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa," kata Nelson.

Ahli astrofisika yang bermarkas di Harvard, Jonathan McDowell, mengatakan kepada Reuters bahwa zona potensial jatuhnya puing-puing itu bisa jadi sejauh utara New York, Madrid atau Beijing, dan sejauh selatan Chili dan Wellington, Selandia Baru.

McDowell mengatakan sejak potongan besar dari stasiun luar angkasa NASA Skylab jatuh dari orbit pada Juli 1979 dan mendarat di Australia, sebagian besar negara telah berusaha untuk menghindari kembalinya wahana antariska yang tidak terkendali melalui desain pesawat ruang angkasa mereka.

"Itu membuat perancang roket China terlihat malas karena mereka tidak membahas ini," kata McDowell.

The Global Times, sebuah tabloid China, membantah kritikan tersebut dan menganggapnya sebagai "sensasi Barat" khawatir roket itu "di luar kendali" dan dapat menyebabkan kerusakan.

"Ini adalah praktik umum di seluruh dunia untuk roket tingkat atas terbakar saat memasuki kembali atmosfer," kata Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China, pada jumpa pers reguler pada 7 Mei.

"Sepengetahuan saya, tahap atas roket ini telah dinonaktifkan, yang berarti sebagian besar bagiannya akan terbakar saat masuk kembali. Dengan demikian, kemungkinan kerusakan fasilitas dan aktivitas penerbangan atau darat sangat rendah," kata Wang pada saat itu. .

Roket tersebut menempatkan modul Tianhe tak berawak ke orbit, yang nantinya akan menjadi tempat tinggal bagi tiga anggota awak di stasiun luar angkasa permanen China, akan diikuti oleh 10 misi untuk menyelesaikan penerbangan stasiun tersebut pada 2022. [na/ft]

Oleh: VOA

AU RI dan China Gelar Latihan Bersama di Laut Jawa

TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL)

BorneoTribun Jakarta -- Dua kapal Angkatan Laut China yang tengah melintas dari utara ke selatan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI pada akhir pekan lalu, disambut dua kapal Angkatan Laut Indonesia dan melakukan “passing exercise” di Laut Jawa.

Pangkoarmada I, Laksda TNI Abdul Rasyid, dalam keterangan tertulis yang diterima VOA pada hari Senin (10/5) mengatakan operasi laut ini sebenarnya digelar sepanjang tahun dengan melibatkan unsur KRI dan pesawat udara intai maritim yang ada di wilayah kerja Koarmada I.

“Naval presence atau kehadiran unsur KRI di laut, maupun maritime patrol aircraft (MPA) merupakan suatu keharusan untuk menjamin tegaknya kedaulatan dan keamanan di laut,” tegasnya.

TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL)

KRI Usman Harun-359 dan KRI Halasan-630 yang ada di bawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Koarmada I pada Sabtu (8/5) menyambut kehadiran kapal Liuzhou-573 dan Suqian-504 – yang merupakan kapal perang Republik Rakyat China – di Laut Jawa. Kedua kapal China itu sedang melintas dari utara ke selatan melalui ALKI.

“Passing exercise” di antara kedua Angkatan Laut itu mencakup “flash exercise” atau isyarat lampu, dan voice communication exercise atau komunikasi radio. Lewat kedua mekanisme itu KRI Usman Harun-359 dan KRI Halasan-630 mengirim ucapan selamat datang di perairan Indonesia, selamat melaksanakan latihan dan selamat bertugas.

Hal ini “dijawab dengan penuh persahabatan dan menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menimpa KRI Nanggala-402 beserta 53 prajurit di dalamnya,” demikian petikan pernyataan tersebut. Sebelumnya China telah mengirim tiga kapal untuk membantu mengangkat kapal selam naas itu dari perairan Selat Bali.

TNI Angkatan Laut Indonesia dan China melakukan latihan bersama, termasuk di antaranya latihan SAR dan manuver taktis. (Foto: Courtesy/TNI AL)

Latihan antara Angkatan Laut Indonesia dan China itu dilanjutkan dengan latihan SAR dan manuver taktis. Dalam latihan SAR, masing-masing kapal melaksanakan metode pencarian orang yang jatuh ke laut dan melaporkan hasilnya. Sementara manuver taktis diwarnai dengan pembentukan formasi-formasi hingga titik pisah yang telah ditentukan.

Pangkoarmada I, Laksda TNI Abdul Rasyid mengatakan latihan semacam ini bukan suatu hal yang baru. Latihan itu juga “lumrah dilaksanakan oleh Angkatan Laut negara-negara di dunia setiap ada kapal perang negara sahabat yang berkunjung atau melintasi negaranya, termasuk di perairan Indonesia, yang sebelumnya telah memperoleh diplomatic clearance,” sehingga dapat meningkatkan hubungan persahabatan dan sekaligus profesionalisme prajurit kedua negara. [em/ah]

Oleh: VOA

10 Mei 2021

Roket China Diperkirakan Masuki Atmosfer Minggu Pagi

Roket China Diperkirakan Masuki Atmosfer Minggu Pagi
Roket Long March-5B Y2, membawa modul inti stasiun luar angkasa Tiongkok Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China, 29 April 2021. (Foto: China Daily via REUTERS)

BorneoTribun China -- Sebuah roket China yang tak terkendali diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi antara pukul 01.00 dan 05.00 UTC Minggu (9/5) pagi. Namun para pakar tidak tahu di mana serpihan roket akan mendarat atau kapan pastinya.

Aerospace Corp. dan Space-Track.org memantau pergerakan roket yang jatuh itu.

Space-Track.org pada Sabtu malam (8/5) memperkirakan bahwa roket itu akan memasuki atmosfer di atas Atlantik Utara kurang lebih pukul 02.04 UTC. Aerospace Corp memperkirakan kurang lebih pukul 03.02 UTC.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Jumat (7/5) mengatakan roket itu kecil kemungkinan menyebabkan kerusakan.

Wang mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa sebagian besar roket itu kemungkinan akan terbakar ketika memasuki atmosfer dan "proses ini sangat kecil kemungkinan bisa menyebabkan bahaya."

Dia mengatakan China mencermati pergerakan roket itu menuju Bumi dan akan merilis informasi apapun dalam "waktu cepat." [vm/ft]

Oleh: VOA

08 Mei 2021

Roket China Mungkin akan Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini

Roket China Mungkin akan Jatuh ke Bumi Akhir Pekan Ini
Roket Long March 5B yang membawa modul inti stasiun antariksa Tianhe, lepas landas dari Pusat Peluncuran Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, China, 29 April 2021. (Foto: STR/AFP)

BorneoTribun China -- Kantor berita Associated Press (AP) melaporkan bahwa bagian terbesar dari roket yang mengangkut modul utama dari stasiun antariksa China ke dalam orbit diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/5). Namun, lokasinya tidak jelas.

Bagian roket seperti itu, tingkat pertama yang biasanya dilepaskan setelah peluncuran, dan masuk kembali tidak lama setelah lepas landas. Juga hal ini biasanya diatur sedemikian sehingga jatuh di daerah perairan, dan tidak melakukan orbit sebagaimana yang terjadi pada bagian roket ini.

Badan Antariksa China masih harus memberitahukan apakah bagian roket dari roket raksasa Long March 5B ini terkendali atau akan jatuh ke bumi tanpa kendali.

Mei lalu, sebuah roket China lainnya jatuh tanpa kendali ke Samudra Atlantik di lepas pantai Afrika Barat.

Rincian dari bagian roket ini dan kintasannya tidak diketahui karena pemerintah China belum secara publik memberitahukan jadwal re-entry atau masuk ke atmosfer Bumi.

Telepon ke Badan Antariksa Nasional China tidak dijawab pada Rabu (5/5), yang kebetulan hari libur.

Namun, harian Global Times, yang diterbitkan oleh Partai Komunis China mengatakan, tubuh roket yang terbuat dari aluminium tipis ini akan secara mudah terbakar ketika masuk ke atmosfer, sehingga tidak membahayakan untuk orang di Bumi.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menduga tubuh roket ini akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (8/5).

“Di mana jatuhnya tidak bisa dipastikan sampai beberapa jam sebelum re-entry atau sebelum masuk ke atmosfer Bumi,” kata Pentagon pada Selasa (4/5).

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Kamis (6/5), mengatakan, pihak militer Amerika tidak punya rencana untuk menembak jatuh tubuh roket itu.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada jumpa pers pada Rabu (5/5) mengatakan, Komando Antariksa Amerika tahu dan melacak lokasi roket China ini.

Organisasi nirlaba, Aerospace Corporation, mengantisipasi kepingan tubuh roket ini akan jatuh di Pasifik dekat khatulistiwa setelah melewati kota-kota di pesisir timur Amerika. Orbitnya melintasi sebuah jalur dari planet bumi mulai dari Selandia Baru sampai ke Newfoundland. [jm/lt]

Oleh: VOA

11 April 2021

Laporan Ungkap Kekhawatiran atas Praktik Pinjaman Luar Negeri China

Laporan Ungkap Kekhawatiran atas Praktik Pinjaman Luar Negeri China
Presiden Xi Jinping memberikan keterangan pers usai forum Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) yang diadakan di Beijing, China (foto: dok).

BorneoTribun China, Internasional -- Analisis baru terhadap 100 kontrak yang mencakup pengaturan pembiayaan China dengan negara-negara yang terkait inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) menunjukkan perjanjian pinjaman yang sangat rahasia, memrioritaskan pembayaran utang ke bank-bank milik negara dan dirancang untuk meningkatkan posisi China di negara peminjam.

Namun, menurut penulis “How China Lends”, “Bahkan ketika kami menemukan persyaratan yang mengganggu dalam kontrak utang antara negara peminjam dan entitas milik pemerintah China, kami tidak bisa menyimpulkan bahwa mereka melanggar standar internasional: dengan sedikit pengecualian, standar seperti itu tidak ada.”

Diluncurkan pada 2013, proyek BRI dirancang sebagai jaringan jalur perdagangan darat dan laut untuk meningkatkan hubungan China dengan Asia, Eropa dan Afrika. Pada 2019, China mengisyaratkan akan mengubah kesepakatan proyek BRI sebagai tanggapan atas kritik tentang risiko lingkungan, utang yang berlebihan, dan kurangnya transparansi dalam pembiayaan proyek infrastruktur.

Apa yang tampaknya baik - infrastruktur yang lebih baik dan janji manfaat ekonomi, membuat banyak negara tidak bisa membayar kembali utangnya kepada bank milik China dan tidak ada cara utang itu diakui perjanjian internasional agar direstrukturisasi. [ka/pp]

Oleh: VOA

09 April 2021

China Peringatkan AS agar Tidak Boikot Olimpiade Musim Dingin

China Peringatkan AS agar Tidak Boikot Olimpiade Musim Dingin
Logo Olimpiade di Jeongseon Alpine Center, Pyeongchang, Korea Selatan, 11 Februari 2018.

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah China memperingatkan Amerika Serikat (AS), Rabu (7/4), agar tidak memboikot Olimpiade musim dingin tahun depan di Beijing. China mengeluarkan pernyataan itu setelah pemerintahan Biden menyatakan sedang membahas dengan sekutu pendekatan gabungan untuk mengadukan pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) di China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menolak tuduhan pelecehan terhadap minoritas etnis di kawasan Xinjiang. Akan ada “respons China yang tegas terhadap boikot semacam itu," katanya tanpa memperinci lebih jauh.

“Politisasi olahraga akan merusak semangat Piagam Olimpiade dan kepentingan para atlit dari semua negara,” kata juru bicara Zhao Li-jian. “Masyarakat internasional termasuk komite Olimpiade AS tidak bisa menerimanya.”

Organisasi HAM memprotes China sebagai penyelenggara Olimpiade musim dingin yang akan dimulai Februari 2022. Mereka mendesak boikot atau langkah lain guna memusatkan perhatian pada pelecehan China terhadap warga Uighur, Tibet, dan penduduk Hong Kong.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan memboikot Olimpiade adalah salah satu opsi, tetapi pejabat senior mengatakan pemboikotan tidak dibahas. Komite Olimpiade Internasional dan Komite Olimpiade dan Paralimpiade AS telah mengatakan menentang boikot.

Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, Rabu (7/4), mengatakan, Gedung Putih tidak mengkaji wacana pemboikotan Olimpiade 2022.

“Kami tidak membahas, dan tidak sedang membahas, boikot gabungan dengan sekutu dan mitra,” kata Psaki.

Ketika ditanya apakah pemerintah AS menganjurkan warganya tidak melakukan perjalanan ke China, Psaki mengatakan, pemerintahan Biden berharap saat pesta olahraga itu berlangsung, “kita sudah mencapai titik di mana cukup banyak orang di seluruh negara, dan juga di seluruh dunia telah divaksinasi” COVID-19. [jm/ka]

Oleh: VOA

08 April 2021

Menteri luar negeri Taiwan ungkap China Kirim Sinyal Tak Jelas ke Pulau yang Diklaim

Menteri luar negeri Taiwan ungkap China Kirim Sinyal Tak Jelas ke Pulau yang Diklaim
Menlu Taiwan Joseph Wu dalam konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri di Taipei, 7 April 2021. (AP Photo/Wu Taijing)

BorneoTribun Taiwan, Internasional -- Menteri luar negeri Taiwan mengatakan, Rabu (7/4), upaya China untuk melakukan konsiliasi dan intimidasi militer mengirimkan sinyal tidak jelas ke orang-orang di pulau yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri itu melalui jalan damai atau kekerasan.

Joseph Wu mencatat China menerbangkan 10 pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan Senin lalu, dan baru-baru ini mengerahkan kelompok tempur dari kapal induknya untuk latihan di perairan dekat pulau itu, sementara Beijing juga menyatakan keprihatinan atas kecelakaan kereta api di Taiwan pekan lalu yang menewaskan 50 orang.

“Di satu sisi mereka ingin memikat rakyat Taiwan dengan mengirimkan ucapan belasungkawa tetapi di saat yang sama mereka juga mengirimkan pesawat militer dan kapal militer mereka lebih dekat ke Taiwan dengan tujuan untuk mengintimidasi rakyat Taiwan," kata Wu kepada wartawan pada sebuah konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri.

“China mengirimkan sinyal yang sangat tidak jelas ke Taiwan dan saya menggolongkannya sebagai sikap yang merugikan diri sendiri," imbuhnya.

China tidak mengakui pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis, dan pemimpin China Xi Jinping mengatakan “penyatuan'' antara kedua belah pihak tidak dapat ditunda tanpa batas waktu.

Peningkatan besar kemampuan militer China dan peningkatan aktivitasnya di sekitar Taiwan telah menimbulkan kekhawatiran di AS, yang secara hukum terikat untuk memastikan Taiwan mampu mempertahankan diri dan menganggap semua ancaman terhadap keamanan pulau itu sebagai masalah keprihatinan serius.

Militer China, Senin (5/2), mengatakan bahwa latihan angkatan lautnya baru-baru ini dimaksudkan untuk membantu negara itu menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan nasionalnya -- istilah yang sering ditafsirkan sebagai peringatan kepada para pemimpin Taiwan yang menolak untuk menyerah pada tuntutan Beijing agar mengakui pulau itu sebagai bagian dari wilayah China.

Taiwan dan China terpisah di tengah perang saudara pada 1949, dan sebagian besar rakyat Taiwan mendukung status kemerdekaan de facto saat ini sementara menjalin kerja sama ekonomi yang kuat dengan China daratan.

China juga berusaha menciptakan integrasi ekonomi yang lebih besar, sementara juga menarget beberapa komunitas, seperti petani nanas, dengan harapan dapat melemahkan dukungan mereka terhadap pemerintah pulau itu.

Tekanan diplomatik China juga meningkat sehingga mengurangi jumlah sekutu diplomatik resmi Taiwan menjadi hanya 15 dan menutup perwakilannya dari Majelis Kesehatan Dunia dan forum-forum internasional besar lainnya. [ab/uh]

Oleh: VOA

Taiwan Bilang akan Berjuang Sampai Akhir Jika China Menyerang

Taiwan Bilang akan Berjuang Sampai Akhir Jika China Menyerang
Sebuah jet tempur RF-16 menjatuhkan suar selama latihan militer Han Kuang, yang mensimulasikan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang menyerang pulau itu, di Pingtung, Taiwan, 30 Mei 2019. (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)

BorneoTribun Taiwan, Internasional -- Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, Rabu (7/4), menegaskan negaranya akan berjuang sampai akhir jika China menyerang. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat melihat bahaya yang mungkin terjadi di tengah meningkatnya tekanan militer China, termasuk latihan kapal induk, di dekat pulau itu.

Taiwan, yang diklaim China, telah mengeluhkan aktivitas militer Beijing yang berulang kali dalam beberapa bulan terakhir. 

Angkatan Udara China hampir setiap hari memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Beijing, Senin (5/4), mengatakan sebuah kelompok kapal induk sedang berlatih di dekat pulau itu.

"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang para pembuat keputusan Amerika yang mengamati perkembangan di wilayah ini, mereka dengan jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan," kata Joseph Wu kepada wartawan di kementeriannya, sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (7/4).

“Kami bersedia membela diri tanpa ragu dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kami harus mempertahankan diri kami sendiri sampai hari terakhir, kami akan membela diri kami hingga hari paling akhir,” tegasnya.

Washington, pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, telah mendorong Taipei untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi seperti "landak” yang sulit diserang China.

Wu mengatakan mereka bertekad untuk meningkatkan kemampuan militer mereka dan membelanjakan lebih banyak anggaran untuk pertahanan.

“Pertahanan Taiwan adalah tanggung jawab kami. Kami akan mencoba segala cara yang kami bisa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami.”

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan di kesempatan terpisah bahwa bulan ini, mereka akan menjalankan latihan perang selama delapan hari dengan bantuan komputer tentang penyerangan China ke Taiwan. Hal ini akan menjadi fase pertama latihan militar tahunan terbesar Taiwan, yang disebut latihan militer Han Kuang.

Fase kedua, termasuk latihan tembak-menembak langsung, yang akan dilakukan Juli.

"Latihan tersebut dirancang berdasarkan ancaman musuh terberat, yang menyimulasikan semua kemungkinan skenario invasi musuh di Taiwan," kata Mayor Jenderal Liu Yu-Ping kepada wartawan.

Fase kedua dari latihan perang Taiwan itu akan mencakup mobilisasi sekitar 8.000 tentara cadangan untuk mengikuti latihan tembak-menembak, latihan anti-pendaratan, dan rumah sakit mengadakan latihan untuk menangani korban dalam jumlah besar.

Ditanya apakah kedutaan de facto Washington, Institut Amerika di Taiwan, akan mengirim perwakilan ke Latihan tersebut, Liu mengatakan rencana seperti itu telah "dibahas" tetapi "tidak akan dilaksanakan", dengan alasan sensitivitas militer.

Berbicara di parlemen, Wakil Menteri Pertahanan Chang Che-ping mengatakan pergerakan kapal induk China dimonitor dengan seksama, dan latihan tersebut dilakukan secara rutin. [ah/au/ft]

Oleh: VOA

Terkini Lainnya

Hukum

Peristiwa

Kesehatan