![]() |
Baru Dibangun Tapi Sudah Rusak Jalan Sanggau–Sekadau di Semuntai Bergelombang Diduga Karena Timbunan Tak Sesuai. (Foto Istimewa) |
SANGGAU – Jalan yang baru saja selesai diperbaiki dari arah Sanggau menuju Sekadau, tepatnya di kawasan Semuntai, kini menuai sorotan tajam dari masyarakat.
Pasalnya, umur jalan ini belum genap satu tahun, tapi sudah mengalami kerusakan cukup parah.
Permukaan jalan yang seharusnya mulus, kini justru bergelombang dan membahayakan pengendara.
Banyak pengendara motor dan mobil mengeluhkan ketidaknyamanan, bahkan ada yang hampir celaka akibat perbedaan tinggi antara lajur kanan dan kiri di beberapa titik jalan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kerusakan ini diduga kuat terjadi karena penggunaan material timbunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Material tersebut disebut-sebut berasal dari wilayah Dusun Sungai Kunyit, tak jauh dari SPBU Semuntai.
Masalahnya, struktur tanah di lokasi pengambilan timbunan diduga tidak memenuhi standar untuk dijadikan bahan dasar pembangunan jalan.
Padahal, dalam proyek infrastruktur seperti ini, kualitas timbunan merupakan elemen krusial yang menentukan daya tahan jalan.
Menariknya, saat proyek ini masih dalam tahap pengerjaan, anggota DPR RI Lasarus sempat melintas dan langsung mengkritik proses penimbunan yang dinilai asal-asalan.
Kini, saat jalan mulai rusak, media pun mencoba meminta klarifikasi dari pihak kontraktor. Pak Masri, sebagai perwakilan pelaksana proyek dari pihak kontraktor, mengakui adanya kesalahan dari tahap perencanaan awal.
"Memang sudah salah dari awal, termasuk perencanaannya," ujar Pak Masri saat ditemui wartawan.
Pernyataan ini tentu membuat publik semakin bingung dan bertanya-tanya: Mengapa proyek jalan bernilai besar bisa dikerjakan dengan perencanaan yang keliru sejak awal?
Warga dan pengendara yang sering melintasi jalan ini berharap pemerintah dan instansi terkait segera turun tangan.
Mereka meminta agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek ini, mulai dari kontraktor pelaksana, kualitas material, hingga proses pengawasan selama pembangunan berlangsung.
Mengingat pentingnya akses jalan ini sebagai penghubung utama antara dari empat kabupaten yakni Sekadau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu, sudah seharusnya proyek ini menjadi prioritas perbaikan dan pemulihan kualitas.
Jika dibiarkan, bukan hanya merugikan pengguna jalan, tapi juga membahayakan keselamatan mereka.