Berita Daranante: Bencana Hari ini -->
Tampilkan postingan dengan label Bencana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bencana. Tampilkan semua postingan

12 April 2021

Badai Mematikan Melanda Pantai Selatan Amerika Serikat

Seorang perempuan berjalan di tengah hujan lebat dan angin kencang yang dipicu badai Eta di Miami, Florida, 9 November 2020. (Foto:AFP)

BorneoTribun Amerika, Internasional -- Pihak berwenang mengatakan badai yang mengoyak Amerika Serikat (AS) bagian selatan telah menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai beberapa orang lainnya. Angin kencang menumbangkan pepohonan, menghancurkan sejumlah rumah dan menjungkirbalikkan kendaraan.

Jutaan orang tinggal di jalur yang dilalui badai di pantai Teluk, termasuk Florida, Mississippi, Alabama dan Louisiana, di mana dilaporkan menelan korban jiwa.

Kantor berita AFP, mengutip otoritas setempat, melaporkan seorang pria tewas dan sedikitnya tujuah orang terluka ketika angin kencang melanda wilayah Saint Landry Parish, menjungkirbalikkan beberapa kendaraan di sebuah jalan.

Kantor sheriff melaporkan sebuah pohon tumbang ketika angin kencang yang melintasi Caddo Parish, menghancurkan sebuah mobile home pada Jumat (9/4), menewaskan seorang laki-laki berusia 48 tahun.

Hujan es sebesar bola baseball di pantai Alabama dilaporkan ke Dinas Cuaca Nasional.

Hujan lebat disertai banjir juga diperkirakan akan terjadi, menurut para peramal cuaca. Ancaman itu akan mereda pada Sabtu (10/4) malam. [vm/ft]

Bencana Alam di NTT Timbulkan Trauma pada Anak

Bencana Alam di NTT Timbulkan Trauma pada Anak
Seorang perempuan menangisi kerabatnya yang ditemukan tewas usai hujan deras membawa banjir bandang di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 6 April 2021. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra via REUTERS)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan bencana alam banjir bandang dan angin kencang yang melanda wilayah itu pada 4 April 2021 turut berdampak pada psikologis anak-anak.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi, melaporkan banyak anak-anak terdampak bencana yang mengalami trauma. Pemerintah daerah berupaya melakukan kegiatan pemulihan trauma dengan melibatkan para psikolog.

“Kemarin (7 April -red) sudah ditemukan satu anak yang umurnya dua tahun terendam oleh lumpur dan masih hidup, tetapi kita tahu banyak sekali anak-anak yang cukup trauma dengan banjir bandang akibat siklon tropis ini,” ungkap Josef Nae Soi dalam konferensi pers secara virtual yang digelar oleh BNPB dari Kabupaten Sikka pada Kamis (8/4).

Seorang nenek dan cucunya berdiri depan rumah mereka yang rusak akibat banjir bandang di Desa Haitimuk di Flores Timur pada 4 April 2021. Banjir bandang dan tanah longsor melanda Indonesia bagian timur dan negara tetangga, Timor Leste. (Foto: AFP/Joy Chr)

Situasi tersebut turut dibenarkan oleh Eben Ezer Sembiring, Zonal Manager Wahana Visi Indonesia (WVI) Nusa Tenggara Timur. Bencana banjir bandang disertai angin kencang yang melanda wilayah NTT menyebabkan trauma pada anak-anak yang mengalami peristiwa itu.

“Sepengamatan kami anak-anak memang mengalami trauma. Bahkan kita lihat dari keluarga staf Wahana Visi saja yang memiliki anak, ada yang mengalami trauma dengan menangis dan ketakutan ketika mendengar suara-suara yang mirip dengan situasi pada saat bencana,” kata Eben kepada VOA saat dihubungi dari Palu, Jumat (9/4).

Usia anak yang perlu mendapatkan perhatian dari dampak trauma berada di rentang usia lima hingga 18 tahun yang telah mengerti dengan situasi yang mereka alami pada saat bencana terjadi.

WVI Nusa Tenggara Timur sudah melakukan kajian cepat serta berkoordinasi dengan berbagai pihak yang memiliki kapasitas untuk kegiatan pemulihatan trauma anak-anak. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan rekreatif yang diisi dengan kegiatan bernyanyi dan kegiatan bermain yang dapat menghibur mereka yang berada di tempat-tempat pengungsian.

Antisipasi Penyebaran COVID-19

WVI Nusa Tenggara Timur mengatakan dampak bencana alam menyebabkan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal sehingga harus mengungsi ke tempat lain dengan bekal seadanya. Situasi ini memerlukan perhatian semua pihak untuk memastikan setiap keluarga yang terdampak bisa mendapatkan tempat perlindungan (shelter) yang aman, pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup serta mengantisipasi terjadinya infeksi COVID-19.

“Memastikan masyarakat yang terdampak banjir yang belum bisa tinggal di rumah masing-masing, mendapatkan shelter yang aman juga dalam situasi COVID saat ini. Supaya tidak juga menjadi rentan terhadap penularan COVID, memastikan ketahanan pangan, memastikan pelayanan medis,” harap Eben Ezer Sembiring.

Data BNPB yang dirilis pada Jumat (9/4) menyebutkan jumlah pengungsi dalam peristiwa bencana alam siklon tropis Seroja di NTT mencapai 15.531 jiwa yang tersebar di 14 kabupaten dan satu kota. [yl/ah]

Oleh: VOA

09 April 2021

Tinjau Lokasi Terdampak Bencana, Presiden Menjadi Imam Salat Jamak Asar Di Lembata


Presiden Meninjau Lokasi Terdampak Bencana Di NTT

BorneoTribun Lembata, NTT Setelah melakukan peninjauan lokasi terdampak bencana di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Jumat, 9 April 2021, Presiden Joko Widodo menunaikan Salat Jumat di Masjid Babul Jannah bersama rombongan dan warga sekitar.

Setibanya di Masjid Babul Jannah, Presiden langsung mengambil wudu dari tempat penampungan air. Setelah itu, Presiden tampak menjalankan Salat Sunnah terlebih dahulu sebelum mengikuti Salat Jumat Berjemaah.

Usai salat Jumat berjemaah, Presiden kemudian menjadi Imam Salat Jamak Asar.

Presiden Menjadi Imam Salat Jamak Asar

Tampak turut menjadi jemaah dalam salat tersebut antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, dan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Henri Alfiandi. (Eric)

Tinjau Penanganan Bencana di NTT, Jokowi Pastikan Kebutuhan para Pengungsi Tercukupi

Tinjau Penanganan Bencana di NTT, Jokowi Pastikan Kebutuhan para Pengungsi Tercukupi
Presiden Jokowi melakukan peninjauan lokasi terdampak bencana di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Lembata, NTT, Jumat (09/04/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden Jokowi pada kunjungan kerjanya ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (09/04/2021), mengunjungi Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, yang merupakan salah satu lokasi terdampak bencana yang disebabkan oleh siklon tropis Seroja.

Di lokasi itu, Kepala Negara bersama jajaran terkait meninjau dampak kerusakan di desa yang terletak di Kabupaten Lembata tersebut. 

Kabupaten ini diketahui sebagai salah satu wilayah yang terdampak paling parah akibat banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Siang hari ini saya berada di Desa Amakaka di mana bencana banjir bandang yang ada di Kabupaten Lembata ini korbannya paling banyak,” ujar Presiden.

Atas nama pribadi dan mewakili pemerintah, Kepala Negara menyampaikan belasungkawa kepada para korban bencana.  

“Saya, secara pribadi dan mewakili pemerintah, mengucapkan duka yang mendalam atas korban yang ada. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan, diberikan tempat yang terbaik, dan yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran,” ucap Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengunjungi warga setempat yang kini tengah berada di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Ile Ape. 

Di sana Kepala Negara menemui para pengungsi dan ingin memastikan bahwa segala kebutuhan warga telah tercukupi. 

Presiden Jokowi  juga mendengarkan sejumlah keluhan masyarakat setempat yang nantinya akan ditindaklanjuti selama proses penanganan.

“Untuk pengungsian juga sudah dipastikan untuk logistiknya cukup. Hanya tadi ada dari masyarakat menyampaikan bahwa BBM-nya mahal. Saya terima (masukannya),” tuturnya.

Melalui kunjungan dan peninjauan ini, Presiden Jokowi  telah berbicara dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengenai penanganan dan pemulihan pascabencana di wilayah setempat. Atas persetujuan masyarakat, warga di lokasi terdampak bencana ini nantinya akan direlokasi di mana proses pembangunannya akan segera dilakukan secepat-cepatnya.

Selain itu, Presiden juga telah memerintahkan agar proses pencarian di tengah medan berbatuan yang menyulitkan pengoperasian alat berat untuk tetap dilakukan.

“Sampai siang hari ini, total korban di Nusa Tenggara Timur ada 163 yang meninggal dan masih dalam pencarian 45 orang. Ini yang akan terus kita usahakan agar yang dalam pencarian tadi bisa segera ditemukan."

"Kalau kita lihat di lapangan memang keadaannya berbatuan, batu yang besar-besar, yang itu sangat menyulitkan alat-alat berat kita. Tetapi tadi sudah saya perintahkan untuk terus dicari dan ditemukan yang masih hilang,” ujarnya.

Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, sebelumnya juga telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang, longsor, dan gelombang pasang yang terjadi di wilayahnya. Status tersebut ditetapkan terhitung mulai tanggal 4 hingga 17 April 2021 mendatang untuk mempercepat proses pemulihan wilayah setempat selepas bencana.

Untuk diketahui, Kepala Negara beserta rombongan terbatas tiba di Kabupaten Sikka sekira pukul 09.38 WITA. Setelahnya, Presiden langsung bergerak mengunjungi wilayah di Kecamatan Ile Ape dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU menuju Bandar Udara Wonopito, Kabupaten Lembata, untuk kemudian menempuh perjalanan melalui jalur darat sampai di lokasi.

Mendampingi Presiden dalam peninjauan di antaranya ialah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur.

(BPMI SETPRES/UN)

Presiden Jokowi kunjungi di Lembata NTT Tinjau Terdampak dan Penanganan Bencana

Presiden Jokowi kunjungi di Lembata NTT Tinjau Terdampak dan Penanganan Bencana
Presiden Jokowi mendapat penjelasan mengenai mengenai bencana banjir bandang di Lembata, NTT, Jumat (09/04/2021). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta
-- Presiden RI Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meninjau lokasi terdampak dan penanganan bencana di wilayah tersebut,Jumat (09/04/2021).

Bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 06.00 WIB pagi, Kepala Negara tiba di Bandar Udara (Bandara) Frans Seda, Kabupaten Sikka, sekitar pukul 09.38 WITA dan langsung disambut oleh Gubernur NTT Viktor Laiskodat.

Kemudian, sekitar pukul 09.50 WITA, Presiden memasuki Helikopter Super Puma didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR), Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat untuk berangkat menuju Bandar Udara Wonopito, Kabupaten Lembata.

Setiba di Bandara Wunopito, Lembata sekitar pukul 10.40 WITA, Presiden Jokowi disambut Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dan langsung menuju ruang tunggu di bandara tersebut.

Di ruang tunggu, Kepala Negara mendengarkan penjelasan Bupati Lembata terkait bencana yang terjadi di daerahnya. 

Turut hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Seskab Pramono Anung, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Henri Alfiandi, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.

Selanjutnya, sekitar pukul 11.00 WITA, Presiden bersama rombongan terbatas berangkat menuju lokasi bencana di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.

Cuaca ekstrem yang terjadi akibat Siklon Tropis Seroja telah dirasakan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan NTT yang mengalami dampak paling besar. 

Cuaca ekstrem tersebut memicu terjadinya bencana banjir bandang dan longsor di kedua wilayah tersebut.

Langkah penanganan bencana telah dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah pascabencana tersebut. Presiden Jokowi, Selasa (06/04/2021) lalu, memimpin Rapat Terbatas membahas penanganan bencana di kedua provinsi tersebut.

Dalam rapat yang digelar melalui konferensi video ini, Presiden menyampaikan sejumlah arahan, di antaranya percepatan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban yang belum ditemukan; memastikan hadirnya pelayanan kesehatan dan pertolongan medis yang dibutuhkan oleh para korban; pemenuhan kebutuhan para pengungsi; serta percepatan perbaikan infrastruktur penunjang yang rusak akibat bencana.

Presiden juga meminta jajarannya untuk mengantisipasi potensi bencana yang dapat terjadi akibat cuaca sangat ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Indonesia.

“Saya minta untuk BMKG untuk menggencarkan peringatan cuaca ekstrem akibat dari Siklon Tropis Seroja ini. Pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses, memantau prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan oleh BMKG."

"Mereka harus tahu semuanya, sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi  ancaman risiko, baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang, dan tanah longsor,” ujarnya. (BPMI/UN)

Terkini Lainnya

Hukum

Peristiwa

Kesehatan